BEKERJA SAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN
A.
Pengertian Kerja Sama,
Kolega, dan Pelanggan
Setiap aktivitas dalam suatu
oraganisasi/perusahaan merupakan tempat dimana orang-orang dapat bekerja sama
dengan dengan para pegawai, kolega, atau dengan pelanggan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hal ini penting karena tidak ada seorang pengusaha pun
yang sukses karena hasil kerja atau usahanya sendiri. Semua pekerjaan menjadi
bagian dari tugas dan tanggung jawab bersama yang tidak dapat diselesaikan oleh
kita sendiri. Pada umumnya suatu pekerjaan agar dapat dilaksanakan dengan baik
diperlukan penjelasan mengenai isinya, cara melaksanakannya, atau hal-hal yang
lain yang dianggap perlu. Semua itu selalu membutuhkan kehadiran dan peran
orang lain.
Dalam praktek, jika kerja sama dilakukan
dengan banyak orang, maka suatu organisasi harus disusun dengan lebih baik. Hal
ini berarti tanpa suatu organisasi , maka proses kerja sama itu hanya bersifat
sementara dimana hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu salah satu kunci
sukses dalam bekerja sama dengan pihak lain.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip kerja sama
dengan kolega dan pelanggan, dasar utamanya adalah keahlian yang berbeda-beda
dari setiap orang yang bekerja sama menjadi sebuah tim untuk menyelesaikan
sebuah pekerjaan. Oleh karena itu selain keahlian juga kemampuan untuk
menyesuaikan diri dalam lingkungan,
yaitu dengan memerhatikan sikap dan budi bahasa yang baik, sopan santun, tegur sapa
dengan senyum yang tulus, serta dengan berbicara yang ramah dan penuh
perhatian, sehingga akan terjalin rasa saling menghormat. Kata-kata seperti
terimakasih, silakan, atau mohon maaf akan menambah semangat persaudaraan.
Sikap yang baik terhadap teman bekerja atau kepada setiap orang akan
meningkatkan dan memperlancar kerja sama antarpribadi, antarunit, atau antara
bawahan dan atasan. Apabila hal-hal tersebut dapat tercipta dengan baik di
tempat kerja, tentunya akan meningkatkan produktivitas kerja yang sangat
diperlukan dalam menjalankan roda orgaisasi.
1.
Pengertian dan Aspek Kerja
Sama
Kerja sama merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh lebih dari satu orang seperti dengan kolega maupun pelanggan
untuk mencapai tujuan bersama dan saling memberi manfaat. Kolega adalah rekan
kerja atau pegawai sedangkan pelanggan artinya mitra atau orang yang
menggunakan barang dan jasa secara tetap. Hal ini menggambarkan suatu
keterkaitan hubungan yang saling membutuhkan antara pegawai, kolega, dan
pelanggan dalam mencapai suatu tujuan. Berikut ini adalah pengertian kerja sama
menurut pendapat beberapa ahli.
a.
Menurut Moh. Jafar Hafsah, kerja sama atau
“kemitraan” adalah suatu strategis bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
b.
Menurut H. Kusnadi, kerja sama diartikan
sebagai dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan
secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu.
Dari dua pengertian diatas, ada beberapa
aspek yang terkandung dalam kerja sama yaitu sebagai berikut.
a.
Dua orang atau lebih,
artinya ada kerja sama kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan
kesepakatan. Oleh karena itu sukses tidaknya kerja sama ditentukan oleh peran
dari kedua orang/pihak yang bekerja sama tersebut.
b.
Aktivitas, yaitu
menunjukkan bahwa kerja sama terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki
bersama sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
c.
Tujuan/target, merupakan
aspek yang menjadi sasaran dari kerja sama usaha tersebut, biasanya tujuannya
berupa keuntungan baik secara finansial maupun nonfinansial yang dirasakan atau
diterima oleh kedua belah pihak.
d.
Jangka waktu tertentu, yaitu
menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu. Artinya ada
kesepakatan kedua pihak kapan kerja sama itu berakhir, dalam hal ini tentu saja
setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah tercapai.
2.
Maksud dan Tujuan Kerja
Sama
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu
membutuhkan manusia lainnya untuk melakukan interaksi antarsesama dengan
mengisi kehidupan sosialnya. Manusia dilahirkan tidak ada yang sempurna.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu untuk saling mengisi
kekurangan dan kelebihan tersebut, manusia akan selalu membutuhkan kehadiran
manusia lainnya. Begitupun jika dikaitkan dalam bentuk kerja sama di segala
bidang kehidupan seperti kerja sama
antara atasan dan bawahan, antara bawahan dengan bawahan, kerja sama antara
pengurus RT dan warganya, kerja sama antar presiden dan para menterinya,
ataupun kerja sama dalam suatu wadah organisasi usaha. Misalnya, seorang
pengusaha dalam melakukan kegiatan usahanya tentu memerlukan kerja sama dengan
pengusaha lainnya sebagai mitra dalam melaksanakan usaha agar tercapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Dengan demikina, bentuk kerja sama yang
baik seyogyanya tidak dilandasi oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus
dilandasi oleh kepentingan bersama atas dasar kesepakatan yang saling
membberikan manfaat dan membawa kebaikan bagi kedua belah pihak.
Dari pengertian kerja sama dalam paparan di
atas, dapat disimpulkan maksud dan tujuan kerja sama usaha menurut Moh. Jafar Hafsah bahwa pada dasarnya
maksud dan tujuan dari kemitraan (kerja sama) adalah win-win solution,
maksudnya dalam kerja sama harus menimbulkan kesadaran dan saling menguntungkan
kedua belah pihak. Pengertian saling menguntungkan bukan berarti bahwa kedua
belah pihak yang bekerja sama tersebut harus memiliki kekuatan dan kemampuan
yang sama serta mendapatkan keuntungan yang sama serta mendapatkan keuntungan
yang sama besarnya. Akan tetapi kedua belah pihak haruslah saling memberi
kontribusi/sumbangsih yang sesuai dengan kekuatan dan potensinya masing-masing
sehingga keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh kedua belah pihak akan
proporsional, artinya sesuai dengan porsi/peran dan kekuatan masing-masing.
Dengan kata lain, usaha antara kedua belah pihak yang telah mengikat kerja sama
tidak harus memiliki kemampuan atau kekuatan yang sama besar, tetapi yang
terpenting adalah motivasi yang jelas yang melandasi kerja sama tersebut.
Dengan demikian, kesuksesan kerja sama tidak akan tercapai kalau hanya salah satu
pihak saja yang punya peran sementara pihak yang satunya hanya berpangku tangan
dan hanya menuntut hasilnya saja. Oleh karena itu, sebelum penandatanganan
kerja sama dilakukan, harus disepakati dahulu bagaimana bentuk kerja samanya,
bagaimana aturan mainnya, bagaimana bentuk sanksi-sanksinya yang akan diberikan
bila salah satu pihak ingkar janji.
3.
Prinsip-Prinsip Kerja Sama
Prinsip-prinsip kerja sama adalah sebagi berikut.
a. Adanya Pembagian Kerja
(Division of Work)
Pembagian kerja sama tujuannya adalah untuk
penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya yang dikenal dengan prinsip the right man of the right place.
Pertimabangannya adalah sebagai berikut.
1)
Pada volume pekerjaan yang
banyak dan beragam tidak bisa ditangani oleh hanya satu atau dua orang karyawan
saja.
2)
Setiap karyawan sebaiknya
harus memiliki keahlian, minat dan spesialisasi tertentu.
b. Adanya Pembagian Wewenang
dan Tanggung JAwa (Authority and Responsibility)
Dalam bekerja, setiap staf atau karyawan
harus mempunyai wewenang dalam melakukan pekerjaannya dan setiap wewenang
tersebut melekat suatu pertanggungjawabannya maka harus diberi peluan untuk
dapat bekerja sama dengan semua pihak baik dengan pimpinan maupun dengann
sesame staf/karyawan.
c. Adanya Kesatuan Perintah
(Unity of Command) dan Pengarahan (Unity of Direction)
Kesatuan perintah diperlukan agar karyawan
patuh dan bekerja dengan baik sesuai bidangnya masing-masing. Karyawan juga
harus mengetahui kepada siapa dia harus bertanggungjawab. Karyawan harus
mengetahui kejelasan wewenang wewenang, tanggungjawab dan pembagian kerjanya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bisa saja terjadi dua perintah yang saling
bertentangan, sehingga akan membingungkan karyawan dalam bekerja. Untuk itu
agar ada satu kesatuan perintah, sangat diperlukan komunikasi dan kerja sama
semua pihak.
d. Adanya Ketertiban (Order)
Organisasi
Ketertiban dalam organisasi akan terlaksana
dengan adanya aturan yang ketat, kehingga tercipta budaya kerja yang sangat
kuat. Ketertiban dalam bekerja dapat terwujud apabila seluruh karyawan mulai dari
bawahan sampai atasan mempunyai displin tinggi dalam bekerja.
e. Adanya Semangat Kesatuan
(Semangat Korp)
Setiap karyawan harus memiliki semangat kesatuan, senasib dan
sepenanggungan. Dengan demikian semangat kerja akan meningkat. Semangat
kesatuan akan terwujud apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran, bahwa
setiap karaywan sangat berarti dan sangat membutuhkan karyawan lainnya. Setiap
bagian saling berkaitan dan membutuhkan bagian yang lain. Pimpinan perusahaan
harus memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp). Namun, pimpinan perusahaan yang suka memaksakan kehendak dengan
cara-cara yang tidak baik akan melahirkan friction de corp yaitu perpecahan
dalam korp.
4.
Proses Pengembangan Kerja
Sama
Untuk
memperoleh hasil yang optimal dalam bermitra atau bekerja sama, perlu
diperhatikan rangkaian urutan proses pengembangan kerja sama seperti yang
diuraikan oleh Moh Jafar Hafsah yaitu
sebagai berikut.
a.
Memulai Membangun Hubungan
dengan Calon Mitra
Sebelum kerja sama diwujudkan, kita harus melakukan penjajakan
terlebih dahulu dengan calon mitra kita dengan baik dan tepat, sehingga kita
tidak salah memilih. Jangan sampai kita memilih calon yang tidak diketahui
latar belakangny, track record nya
(rekan jejak), nama baiknya, dan tidak ada salahnya untuk memperoleh informasi
yang lengkap mengenai calon mitra, kita mencari informasi dari berbagai pihak.
b.
Mengerti Kondisi Bisnis
Calon Mitra
Apabila calon mitra usaha berpengalaman dalam dunia usaha,
sebaiknya kita harus mengetahui kemampuannya seperti kemampuan manajemen,
kemampuan teknologi, kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan finansial.
Sedangkan bila calon mitra kita belum memiliki pengalaman usaha, kita tetap
harus mengetahui kemampuan finansial yang dimilikinya, sehingga akan menjadi
pertimbangan layak tidaknya sebagai calon mitra usaha.
Hal ini penting kita lakukan, karena melakukan kerja sama
usaha adalah membangun komitmen yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan yang
wajib dijalankan bersama dan menjadi tanggungjawab bersama sesuai dengan
potensi dan kemampuan masing-masing. Bila calon motra kita tidak memiliki
kemampuan seperti yang kita harapkan, kita dapat membatalkannya dan mencari
calon mitra yang lain. Namun, bila calon mitra kita telah memiliki kemampuan seperti
yang kita harapkan, maka kita dapat segera melakukan kerja sama sesuai dengan
yang telah direncanakan.
c.
Mengembangkan Strategi dan
Mengenal Detail Bisnis
Bila mitra kita telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah bagaimana
mengembangkan strategi usaha dan mengenal detail bisnis secara tepat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengatur pembagian tugas dengan mitra usaha sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian diharapkan kita dapat
mengembangkan usaha dengan baik, mencapai target, dan memperoleh keuntungan
seperti yang kita harapkan bersama.
d.
Mengembangkan Program
Setelah pengembangan strategi usaha ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah pengembangan program yang merupakan rencana taktis yang akan
dilaksanakan, kemudian disusun dan dituangkan dalam bentuk program kerja serta
di informasikan kepada semua pihak yang terlibat dalam kerjasama, agar kita
dapat bekerja secara optimal.
e.
Memulai Pelaksanaan
Setelah tahapan-tahapan tersebut diatas disiapkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan cek ulang persiapan yang telah dlakukan dan
mencoba memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,, selanjutnya
adalah tahap pelaksanaan sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan
bersama.
f.
Memonitor dan Mengevaluasi
Perkembangan
Selama proses pelaksanaan harus selalu dilakukan monitoring
atau pengawasan, sehingga dapat di evaluasi kekurangan-kekurangan atau
hambatan-hambatan yang dihadapi. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, maka
selanjutnya dapt dilakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan yang dipelukan.
5. Manfaat Kerja Sama
Salah
satu aspek kerja sama sasarannya adalah target atau tujuan yang ingi di capai.
Dengan adanya kerja sama di harapkan akan diperoleh manfaat dari pihak-pihak
yang bekerja sama terebut, karena tidak ada kerja sama dalam bentuk apapun yang
tidak mempunyai target atau tujuam akhir, yaitu memperoleh manfaat. Dengan
melakukan kerja sama tentunya mereka mengharapkan sesuatu yang lebih
dibandingkan hanya bekerja sendiri seperti lebih kuat dalam permodalan, lebih
baik dalam penyediaan sumber daya manusia, atau lebih tangguh dan lebih siap
dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini.
Manfaat
kerja sama menurut H. Kusnadi, yaitu
sebagai berikut.
a.
Kerja sama mendorong
persaingan dalam mencapai tujuan dan peningkatan produktivitas.
b.
Kerja sama mendorong
berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan
efisien.
c.
Kerja sama mendorong
terciptanya sinergi sehingga biaya operasional menjadi semakin rendah dan
kemampuan daya saing meningkat.
d.
Kerja sam mendorong
terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa
kesetiakawanan.
e.
Kerja sama menciptakan
praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
f.
Kerja sama mendorong ikut
serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi di lingkungannya, sehingga
secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang
sudah baik.
Menurut
Moh. Jafar Hafsah, manfaat kerja
sama dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Manfaat Produktivitas
Rumusan
produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan membagi output
dengan input atau:
Produktivitas = Output : Input
Berdasarkan
formulasi di atas dan sesuai dengan rumus 1+1>2, maka produktivitas
meningkat bila dengan input yang tetap diperoleh output yang semakin besar.
Produktivitas yang tinggi dapat diperoleh dengan cara mengurangi penggunaan
input (tentunya dengan tidak mengurangi kualitas), sehingga dengan ouput yang
tetap dan dengan penggunaan input yang sedikit akan menunjukkan peningkatan produktivitas.
b. Manfaat Efisiensi
Manfaat
efisiensi diperoleh setelah tercapainya penghematan aktivitas kerja di segala
bidang, sehingga akan mengurangi pemborosan, dan menunjukkan grafik
menguntungkan dilihat dari segi biaya, waktu dan tenaga. Hal ini dapat dicapai karena
bentuk kerja sama adalah mengikat pihak-pihak yang melakukan kerja sama untuk
mematuhi kesepakatan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Perhatikan contoh berikut.
Ada dua
perusahaan yang melakukan ikatan kerja sama, perusahaan A memiliki kelebihan
dalam modal yaitu berupa teknologi dan sarana produksi. Namun, perusahaan A
tidak memiliki tenaga kerja yang cukup. Sementara itu perusahaan B memiliki
tenaga kerja yang banyak tetapi kurang memiliki sarana produksi (modal) yang
cukup. Oleh karena itu, dengan menggabungkan dua kelebihan dari perusahaan A
dan B tersebut, diharapkan dapat dicapai penghematan tenaga maupun sarana
produksi yang merupakan kekurangan atau kelemahan yang dimiliki kedua
perusahaan tersebut. Untuk itu, tanpa adanya kesepakatan untuk mengikat kerja
sama maka perusahaan A tidak dapat mengoptimalkan modalnya karena tidak
mempunyai tenaga kerja yang mengoperasikannya dan perusahaan B tidak dapat
mempekerjakan tenaga kerjanya karena tidak mempunyai cukup modal dan sarana
produksi.
c.
Manfaat Jaminan Kualitas,
Kuantitas, dan Kontinuitas
Dengan
sudah dicapainya manfaat produtivitas dan manfaat efisiensi, maka dengan
melakukan kerja sama akan dicapai juga manfaat kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Dengan adanya penggabungan dua potensi dan kekuatan untuk menutupi
kelemahandari masing-masing pihak yang bekerja sama (bermitra), maka akan
dihasilkantingkat produktivitas yang tinggi dan efisiensi serta efektivitas
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Produktivitas menunjukkan manfaat
kualitas. Dengan kualitas dan kuantitas yang dapat diterima oleh pasar maka
akan dapat menjamin kelangsungan dan kesinabungan usaha.
d. Manfaat dalam Resiko
Kerja
sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang
saling menguntungkan dan kedua pihak member kontribusi atau peran yang sesuai
dengan kekuatan, petensi, dan keahlian masing-masing sehingga keuntungan atau
kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak bersifat proporsional sesuai
dengan porsi peran dan kekuatan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
melakukan kerja sama akan timbul rasa senasib dan sepenanggungan antara pihak
yang bermitra. Untuk itu setiap resiko yang dihadapi, termasuk resiko menderita
kerugian dalam pengolahan usaha, sudah sewajarnya ditanggung bersama antara
pihak-pihak yang bermitra. Dengan demikian segala resiko yang timbul ditanggung
oleh masing-masing menjadi lebih ringan.
6. Macam-Macam Kerja Sama
Macam-macam
kerja sama dilihat dari hubungannya dengan konsentrasi aktivitas manusia di
masyarakat yaitu sebagai berikut.
a.
Kerja sama ekonomi, yaitu
kerja sama yang disebabkan oleh adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak
yang bekerja sama. Contohnya forum kerja sama ekonomi untuk kawasan Asia
Pasifik dalam wadah kerja sama APEC (Asia
Pacific Economic Cooperation).
b.
Kerja sama politik, yaitu
kerja sama yang dipicu oleh adanya persamaan dan perbedaan kepentingan politik
dari pihak yang bekerja sama. Contohnya kerja sama Negara-negara Asia Tenggara
dalam wadah organisasi ASEAN (Association
of South East Asian Nations).
c.
Kerja sama sosial, yaitu
kekrja sama yang disebabkan adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial
dari pihak yang bekerja sama. Contohnya ECOSOC
(Economic and Social Council), yaitu Dewan Ekonomi dan Sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara di dunia/anggota PBB.
d.
Kerja sama antarumat
beragama, yaitu kerja sama yang dipicu oleh adanya sentimen agama. Contohnya
kerja sama antarnegara Islam dalam wadah OKI.
Macam-macam
kerja sama dilihat dari pandangan sosiologis dengan konsentrasi kerja sama
antarkelompok yaitu sebagai berikut.
a. Bargaining, yaitu kerja sama perorangan atu antarkelompok untuk mencapai
tujuan tertentu dengan perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau
jabatan tertentu. Contohnya sebagai berikut.
1) Kerja sama pelanggan perorangan, yaitu kerja sama dengan
kantor pribadi atau perorangan.
2) Kerja sama kolektif, yaitu kerja sama dengan kantor yang
dilakukan secara kelompok. Bentuk kerja sama dilakukan biasanya karena
pelanggan tidak mempunyai tempat, kantor, atau lembaga hokum yang resmi.
3) Kerja sama kantoran, yaitu kerja sama pelanggan yang sudah
berbadan hukum. Misalnya kantor pemerintah, swasta, perusahaan bisnis.
b. Cooptation, yaitu kerja sama dengan cara bersedia menerima unsur-unsur
baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan stabilitas oragnisasi.
c. Coalition, yaitu kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama, tetapi tetap memiliki batas-batas tertentu dalam
kerja sama sehingga jati diri dari masing-masing anggota koalisi tetap terjaga.
Contohnya koalisi partai-partai politik di DPR.
Macam-macam
kerja sama dilihat dari sudut manajemen dengan istilah collaboration yaitu
sebagai berikut.
a.
Kerja sama antara
pimpinan/manajer dengan staf
b.
Kerja sama antara sesama
staf
c.
Kerja sama antara sesama
karyawan atau kolega
7.
Cara Menumbuhkan Semangat
Kerja Sama
Cara menumbuhkan ssemangat kerja sama yaitu sebagai berikut.
a. Tentukan Tujuan Bersama dengan Jelas
Setelah
tim kerja terbentuk, segera menentukan langkah-langkah tujuan kerja sama karena
tanpa arah dan tujuan yang jelas, kerja tim tidak akan menghasilkan apapun.
Dengan adanya tujuan yang sudah ditetapkan, berarti ada target yang harus diraih.
Hal ini akan memotivasi tim dan para anggotanya untuk lebih giat bekerja sesuai
dengan job description-nya (sesuai dengan bidang keahliannya).
b. Perjelas Keahlian dan Tanggung Jawab Anggota
Agar
terbentuk kerja sama tim yang solid dan saling mendukung, masing-masing anggota
tim harus bertanggung jawab terhadap tugas bidang pekerjaannya dan harus sesuai
dengan keahlian masing-masing. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan tim akan
mudah dicapai, karena semua anggota tim saling mendukung.
c.
Sediakan Waktu Untuk
Menentukan Cara Bekerja Sama
Seperti
telah diutarakan diatas, tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama tim yang
baik dan solid. Kerja sama tim harus terus dilakukan dan tentunya memerlukan
waktu untuk berembuk dan tukar pikiran. Untuk itu segera sediakan waktu untuk
menysun pedoman, dalam pedoman tersebut berisi kesepakatan dari semua pihak
yang terlibat, sehingga apa yang telah direncanakan bersama.
d. Hindari Masalah yang Bisa Diprediksi
Bagi
seorang pimpinan yang cerdas dan dekat dengan stafnya, biasanya dapat
mengantisipasi lebih dini masalah-masalah yang bisa terjadi dengan mengarahkan
anakbuahnya agar sesegera mungkin dapat mengenali sumber-sumber permasalahan.
Apabila sumber masalah sudah dapat diatasi, tentunya oraganisasi perusahaan
dapat kembali normal melakukan aktivitasnya.
e. Gunakan Konstitusi atau Aturan Tim yang Telah Disepakati
Bersama
Pada
intinya tim bekerja harus sesuai aturan yang telah disepakati bersama dalam
pedoman kerja. Apabila aturan tersebut dipatuhi akan dapat membantu mengendalikan
tim dalam menyelesaikan pekerjaannya.
f.
Ajarkan Rekan Baru Satu
Tim
Anggota
tim yang baru harus segera beradaptasi. Biasanya pimpinan tim langsung
memberitahu tata cara bekerja sama dalam tim, cara anggota tim saling
berinteraksi antarsesama, dan saling membutuhkan satu sama lain, sehingga tim
dapat bekerja denga baik dan optimal.
g. Selalu Bekerja Sama
Kunci
bekerja sama adalah open management,
keterbukaan. Tim harus membuka pintu lebar-lebar terhadap ide dan gagasan
anggota tim maupun gagasan pihak lain. Ciptakanlah lingkungan jerja yang
harmonis dan selalu dapat bekerja sama menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas
sesuai dengan ide dan gagasan bersama.
h. Wujudkan Gagasan Menjadi Kenyataan
Ciptakanlah
gagasan-gagasan kreatif untuk memacu tim mewujudkannya menjadi kenyataan,
sehingga tim mempunyai semangat kerja tinggi meraih tujuan.
i.
Aturlah Perbedaan Secara
Kreatif
Di
organisasi manapun, perbedaan pandangan dalam mengeluarkan ide atau pendapat
adalah hal yang biasa. Apabila perbedaan tersebut dapat dikelola dengan aktif
dan bijaksana, dengan cara mengadaptasi perbedaan tersebut menjadi bagian
konsensus yang produktif, bukan tidak mungkin akan menjadi kekuatan yang besar
untuk memecahkan dan mengatasi masalah.
j.
Perangi Virus Konflik
Jangan
sekali-sekali memelihara konflik, karena bila konflik dibiarkan akan menjadi
virus berbahaya. Untuk itu segera perangi konflik pada sumbernya. Sumber
konflik biasanya terdapar pada pembagian tugas pekerjaan yang tidak merata
seperti ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang mendapat pekerjaan sangat
ringan, ada yang sesuai job dan
keahliannya tetapi ada juga yang tidak sesuai job dan keahliannya, juga tidak terbuka dan saling curiga. Untuk
itu pimpinan harus bijaksana tetapi tetap tegas dalam mengelola manajemen
konflik agar tidak meluar, yaitu dengan cara tim harus saling terbuka.
Lakukanlah pembagian kerja yang adil dan bekerja sesuai dengan job-nya,
sehingga anggota tim dapat bekerja denga enjoy
danlebih bisa berkonsentrasi, karena bekerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
k. Saling Percaya
Biasanya
awal timbulnya rasa saling tidak percaya adalah adanya kebijakan yang tidak
transparan, mulai merugikan salah satu pihak, perjanjian kerja atau consensus
mulai dilanggar. Jika kekpercayaan antaranggota mulai hilang, sulit bagi tim
untuk bisa bekerja sama dengan baik. Situasi ini tidak baik bagi tim. Untuk itu segera lakukan pembenahan
yaitu diawali dengan saling terbuka dalam bekerja, tidak ada lagi saling
curiga, dan siap berbagi informasi. Dengan demikian semua beban pekerjaan yang
dihadapi seberat apapun akan dapat diatasi apabila ada keterbukaan dan saling
percaya terdadap semua anggota tim yang terlibat.
l.
Saling Memberi Penghargaan
Salah
satu faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik adalah penghargaan.
Pimpinan menghargai hasil kerja keras karyawannya. Mereka telah member
kontribusi terhadap organisasi/perusahaan dengan bekerja sebaik-baiknya. Bentuk
penghargaan terhadap karyawan tidak harus berupa uang tetapi dapat juga berupa
perhatian, tegur sapa, tidak selalu menjaga jarak terhadap bawahan. Setelah tim
dikumpulkan untuk merayakannya, karena telah selesai mengerjakan pekerjaan
besar tersebut. Itulah bentuk saling memberikan perhatian.
m. Evaluasi Tim Secara Teratur
Tim
yang baik, efektif, dan solid akan selalu mengevaluasi hasil kerja tim secara
berkala, sehingga hasil evaluasi kerja tersebut dapat dijadikan acuan atau
referensi untuk pekerjaan-pekerjaan berikutnya, agar lebih baik.
n.
Jangan Menyerah
Apabila tim menghadapi tugas yang sulit dan berat dengan
kemungkinan berhasil sangat kecil, walaupun sudah mengerahkan semua daya
kreativitas dan sumber daya yang dimiliki, bisa saja tim menyerah. Namun, bila
hal itu terjadi jangan pasrah dan jangan menyerah. Masih ada jalan untuk
meningkatkan semangat anggota tim yaitu dengan cara memperjelas dan mempertegas
mengapa tujuan tertentu menjadi sangat penting untuk diraih, karena tujuan
merupakan sumber energi utama tim dan rohnya tim untuk dapat bekerja
sebaik-baiknya.